DetikNTT.Com || Kupang – Melianus Amnesi, seorang petani asal Kelurahan Naioni, Kupang,Nusa Tenggara Timur kini dikenal sebagai salah satu pengusaha sukses di bidang perkebunan . Sebelum terjun ke dunia pertanian, Melianus bekerja sebagai salah satu staf hotel di Bali. Namun, pada akhir tahun 2020, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halaman setelah mengikuti program pensiun dini yang muncul akibat dampak pandemi Covid-19.
Setibanya di Naioni, Melianus memanfaatkan lahan keluarga seluas 50 are untuk memulai bisnis perkebunan. “Saya menanam melon karena saya suka melihat buahnya. Meskipun menanamnya cukup sulit, hasilnya sangat memuaskan,” ujar Melianus saat berbagi pengalamannya di kebun.
Kini, usaha yang ia mulai dari skala kecil telah berkembang hingga mencakup 2 hektare, dengan beragam tanaman seperti melon, cabai, dan tomat.
Melon menjadi andalan bisnisnya setelah ia berhasil memanen hingga 16 ton. Dengan keuntungan yang mencapai Rp 13 juta per ton, usaha Melianus terus berkembang pesat. Saat ini, ia telah mendistribusikan melon segar ke pasar-pasar besar dan supermarket seperti Ramayana, Transmart, dan Lippo di Kupang.
“Setiap ada orderan baru, kami langsung petik melon segar dari kebun. Pemesanan bisa mencapai tiga pick-up per hari, dan semuanya habis terjual,” jelas Melianus. Berkat kualitas hasil panennya, ia kini menjadi pemasok utama melon di wilayah Kupang.
Namun, perjalanan Melianus tidak selalu mulus. Pada tahun 2021, bencana angin Seroja menghancurkan satu hamparan lahan melon yang siap panen, merusak seluruh tanaman hingga akarnya. “Dua minggu sebelum dipetik, semua pohon tercabut sampai ke akar,” kenangnya. Meski kerugian yang dialami sangat besar, Melianus tetap bersemangat melanjutkan usahanya dan terus mengembangkan perkebunannya.
Saat ini, Melianus mempekerjakan 6 karyawan tetap dan hingga 12 pekerja harian, tergantung pada jadwal panen dan perawatan lahan. “Awalnya, saya hanya berkebun bersama keponakan. Sekarang, dengan meningkatnya permintaan, saya sudah punya tim yang lebih besar,” tambahnya.
Melianus berharap bisnisnya dapat menginspirasi masyarakat di Kupang untuk mulai menanam melon. “Saat ini masih sedikit orang yang tertarik menanam melon, padahal potensi bisnisnya sangat besar,” tutupnya dengan optimis.(Lia)