Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Sabu Raijua, Simon Petrus Dira Tome dan Dominikus Dadi Lado bertekad untuk mengubah wajah pertanian di kabupaten tersebut dengan memperkenalkan teknologi irigasi tetes. Dalam kampanye yang digelar pada malam Kamis, 14 November 2024, di Kelurahan Limaggu, Kecamatan Sabu Timur, Simon memaparkan rencana mereka untuk meningkatkan hasil pertanian melalui teknologi yang hemat air dan cocok diterapkan di daerah kering seperti Sabu Raijua.
Simon, yang juga politisi dari Partai Golkar, menyatakan bahwa dengan sistem irigasi tetes, petani tidak hanya akan bisa menghasilkan panen saat musim hujan, tetapi juga di musim kemarau yang biasanya berlangsung sembilan bulan. “Teknologi ini sangat efisien dalam penggunaan air, yang sangat dibutuhkan di wilayah seperti Sabu Raijua yang memiliki pasokan air terbatas,” jelas Simon dengan penuh semangat.
Program ini bertujuan untuk mengelola minimal 10 hektar lahan pertanian per desa, dan Simon menargetkan bahwa sekitar 63 desa di Sabu Raijua akan mendapat manfaat dari proyek ini. Setiap desa yang mengelola 10 hektar lahan pertanian dengan sistem irigasi tetes akan menciptakan lapangan kerja baru, dengan setiap hektar memerlukan satu pekerja, ditambah dua penyuluh dan satu teknisi.
“Dengan demikian, sekitar 819 orang di 63 desa akan mendapatkan pekerjaan baru. Kami ingin memastikan tidak ada petani yang menganggur, terutama di musim kemarau,” kata Simon. Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa proyek ini sudah menjalani uji coba melalui kerjasama dengan PT Nataga Raihawu Industri (NRI), dan hasilnya sudah terlihat dengan suksesnya panen percontohan.
Paket SOLID yang dipimpin oleh Simon dan Dominikus juga berencana memberikan pelatihan langsung kepada para petani untuk mengoperasikan sistem irigasi tetes ini. “Kami ingin memastikan bahwa setiap petani tidak hanya mendapatkan teknologi ini, tetapi juga pemahaman yang cukup untuk memanfaatkannya dengan maksimal,” ujar Dominikus dalam kesempatan yang sama.
Kampanye ini disambut antusias oleh warga setempat, dengan banyak petani yang merasa optimis bahwa teknologi ini akan membantu meningkatkan hasil pertanian mereka, terutama dengan adanya kemungkinan panen yang lebih sering dan tidak bergantung pada musim hujan. “Kami tidak lagi hanya bergantung pada musim hujan. Dengan irigasi tetes, kami bisa bertani kapan saja,” ujar salah seorang petani yang hadir dalam kampanye tersebut.
Simon dan Dominikus berharap bahwa jika program ini berhasil, Sabu Raijua akan menjadi contoh bagi daerah lain di Nusa Tenggara Timur, menunjukkan bahwa dengan inovasi dan kerja sama yang baik, pertanian dapat menjadi sektor yang berkelanjutan dan produktif. “Kami ingin Sabu Raijua tidak hanya mandiri dalam hal pangan, tetapi juga menjadi daerah yang bisa menginspirasi banyak daerah lainnya,” tambah Simon.
Dengan visi dan dukungan masyarakat, pasangan calon ini berkomitmen untuk menghadirkan perubahan nyata di sektor pertanian Sabu Raijua, memastikan bahwa petani dapat menikmati hasil kerja keras mereka sepanjang tahun dan mendorong perekonomian daerah yang lebih maju.*