Kupang, – Sebagai langkah inovatif dalam meningkatkan pengawasan dan transparansi, Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara II (BBWS NT II) resmi mengoperasikan Mobile CCTV untuk memantau proyek-proyek strategisnya. Teknologi ini diharapkan dapat memberikan pengawasan secara real-time terhadap pelaksanaan pekerjaan, mencegah potensi penyimpangan, dan memastikan proyek berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Kepala BBWS NT II, Parlinggoman Simanungkalit, menjelaskan bahwa pemasangan Mobile CCTV ini merupakan bagian dari upaya digitalisasi pengawasan. “Kami ingin memastikan bahwa setiap tahapan pekerjaan terpantau dengan baik. Mobile CCTV ini memungkinkan kami melihat progres langsung di lapangan tanpa batasan waktu dan lokasi,” ujarnya
Parlinggoman menambahkan, teknologi ini terintegrasi dengan sistem pusat yang memungkinkan data dan video pengawasan dapat diakses secara transparan oleh tim pengawas dan pemangku kepentingan. Selain itu, Mobile CCTV dilengkapi dengan kemampuan rekam data yang dapat dijadikan bukti audit, baik dari segi teknis maupun administrasi
Lebih lanjut, Parlinggoman mengungkapkan bahwa pemasangan Mobile CCTV ini tidak hanya bertujuan untuk pengawasan, tetapi juga untuk meningkatkan akuntabilitas. “Dengan pengawasan ketat ini, diharapkan proyek infrastruktur dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan kualitas terbaik,” jelasnya.
Menurutnya, langkah ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menghadirkan infrastruktur yang andal dan transparan bagi masyarakat. Proyek yang dipantau melalui Mobile CCTV ini meliputi pembangunan bendungan, irigasi, dan pengelolaan sumber daya air lainnya yang dikelola oleh BBWS NT II. Pengawasan ketat ini juga mendapat apresiasi dari masyarakat dan lembaga pengawas eksternal.
Penggunaan teknologi seperti Mobile CCTV menjadi langkah strategis untuk mendukung era digitalisasi dalam pengelolaan proyek pemerintah. Dengan sistem yang canggih ini, efisiensi dan efektivitas dalam pengawasan proyek infrastruktur akan semakin meningkat.
Parlinggoman berharap, langkah ini dapat menjadi contoh bagi instansi lainnya dalam memanfaatkan teknologi demi pengelolaan proyek yang lebih transparan dan akuntabel.*
