DetikNTT.com | Kefamenanu – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu terus berbenah dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Direktur RSUD Kefamenanu dr. Zakarias Dery Fernandez melalui Kepala Bidang Pelayanan Medis & Keperawatan , Pauyulia Alfira, SST dalam wawancara bersama media ini, Jumat (20/6).Menurutnya, jenis pelayanan di RSUD Kefamenanu terbagi menjadi tiga, yakni rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat. Untuk rawat jalan, rumah sakit melayani pasien melalui poli klinik yang mencakup dokter umum dan beberapa dokter spesialis.
“Saat ini kami memiliki lima layanan spesialis dasar: kandungan (2 dokter), bedah (1 dokter), penyakit dalam (2 dokter), anak (1 dokter), dan anestesi sebagai penunjang operasi. Ada juga spesialis patologi klinik, radiologi, THT, mata, dan spesialis gigi periodonsia,” jelasnya.
Guna mengurangi kepadatan di UGD akibat pasien non-darurat, RSUD Kefamenanu telah membuka layanan Poli Sore sebagai solusi. Langkah ini merespons banyaknya keluhan masyarakat terkait penolakan pasien yang tidak gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat (IGD), sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018.
“Pasien yang tidak masuk kategori gawat atau darurat, yakni kasus hijau, diarahkan ke Puskesmas atau layanan tingkat pertama jika menggunakan BPJS. Jika tetap ingin dilayani di UGD, maka mereka harus membayar umum,” ujarnya.
Kini, melalui Poli Sore, pasien non-darurat tetap bisa dilayani dengan tarif lebih ringan. “Hanya dikenakan sekitar Rp45.000, ditambah obat. Total bisa di bawah Rp100.000,” ujarnya.
RSUD Kefamenanu juga menyediakan layanan rawat inap dengan kelas 3, kelas 2, kelas 1, dan paviliun. Melalui pengelolaan dana BLUD (Badan Layanan Umum Daerah), kini rumah sakit memiliki gedung keperawatan baru dengan fasilitas lengkap, termasuk air panas dan kamar yang nyaman.
“Walau RSUD ini dibangun sejak 1957, kini jauh lebih baik. Pimpinan kami memiliki banyak inovasi serta sangat menjaga Kebersihan dan kenyamanan pasien menjadi prioritas. Kami ingin menciptakan suasana rumah sakit yang ramah, tanggap, dan cepat,” katanya.
Beberapa inovasi lain yang telah diterapkan, antara lain program “Sigap” hasil kerja sama dengan Pemkab TTS melalui Call Center 112. Layanan ini memungkinkan pasien dijemput atau diantar pulang oleh ambulans rumah sakit secara gratis.
“Kalau ada pasien yang tidak punya kendaraan pulang, kami bantu antar. Atau kalau dari rumah butuh dijemput, kami siap. Semua tanpa biaya,” jelasnya.
Inovasi lain seperti program siap jemput, siap antar, siap layani dan pelayanan dengan sistem frontliner ala pramugari, terus dikembangkan untuk memperbaiki citra layanan kesehatan di RSUD Kefamenanu.
” mereka terima pasien mereka layani dengan menggunakan seragam yang seperti pramugari jadi begitu ada pasien yang datang mereka Langsung jemput ” ungkapnya.
Meski begitu, tantangan masih terjadi pada sistem rujukan online, terutama ke rumah sakit besar di Kupang.
“Kadang butuh 2–3 hari menunggu balasan dari rumah sakit rujukan karena tempatnya terbatas karena banyak Pasien di Rumah sakit Tersebut, jika Emergency itu langsung di respon ” jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa Pemkab TTS tengah mengupayakan pembangunan rumah sakit baru, serta berencana membuka layanan kesehatan jiwa di kawasan Kilometer 5. Rumah sakit kini mencari dokter spesialis jiwa untuk mendukung pelayanan tersebut.
“Kasus gangguan jiwa makin meningkat, dan ada kebutuhan untuk penanganan lebih khusus. Bahkan berdasarkan penelitian, gangguan psikologis juga mulai muncul pada anak-anak sekolah,” tutupnya.
RSUD Kefamenanu berkomitmen untuk terus memperbaiki kualitas layanan demi menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis.
