Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
AlamBeritaDaerahLingkungan

Festival Lingkungan Hidup 2024: “Kembali ke Alam

468
×

Festival Lingkungan Hidup 2024: “Kembali ke Alam

Sebarkan artikel ini
Ket : Rossi Yunior Nugroho Manager Area Yayasan SHEEP Indonesia Cabang Kupang (Kanan) Deputi WALHI NTT, Yuvensius Nonga (kiri), foto : Istimewa

DetikNTT.Com || Kupang – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup 2024, WALHI NTT berkolaborasi dengan Yayasan SHEEP Indonesia mengadakan Festival Lingkungan Hidup 2024 bertajuk “Kembali ke Alam.” Festival ini diadakan di kantor WALHI NTT pada Sabtu, 15 Juni 2024, dengan tema Melindungi, Memperkuat, Memperluas Wilayah Kelola Rakyat dan Mencegah Pemburukan Krisis Ekologi di Nusa Tenggara Timur.

Festival ini juga menyelenggarakan sesi panel diskusi bertajuk Bapote (Batukar Pengetahuan Tentang Ekologi) yang memberikan gambaran rinci tentang persoalan ekologi di Nusa Tenggara Timur.

Example 300x600

Diskusi ini bertujuan untuk merefleksikan dan membahas permasalahan lingkungan terkini di NTT, serta mengkaji kebijakan pembangunan yang seharusnya ramah lingkungan dan mengedepankan keadilan ekologi.

Deputi WALHI NTT, Yuvensius Nonga, menyatakan bahwa festival ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan untuk memeriahkan Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang jatuh pada 5 Juni.

“Kenapa penting angkat kembali festival ini, karena situasi kita di NTT diperhadapkan ancaman besar yakni krisis iklim yang berdampak pada seluruh aspek,” ujarnya.

Yuven menekankan bahwa kebijakan pembangunan yang tidak tepat dapat menambah kerentanan masyarakat, terutama kelompok rentan. Krisis iklim telah mengubah cara masyarakat memahami dan merespons tanda-tanda alam, yang dahulu sangat akurat dalam memprediksi cuaca.

Rossi  Yunior Nugroho Manager Area Yayasan SHEEP Indonesia Cabang Kupang juga menyatakan pentingnya menangani masalah perubahan iklim yang mengancam NTT.

“Isu kita sejalan dengan Walhi yakni bagaimana kita hadapi masalah perubahan iklim yang mengancam NTT,” katanya.

Festival ini diharapkan menghasilkan rekomendasi yang baik mengenai masalah pangan, energi, dan sampah. Melalui festival ini, masyarakat akan semakin sadar akan pentingnya pelestarian lingkungan. Pemerintah juga diharapkan mendorong kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan masyarakat adat dan ramah lingkungan.***

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Dilarang Copy!