
DetikNTT.com||Kupang – Universitas Citra Bangsa (UCB) terus menunjukkan komitmennya dalam mempersiapkan generasi muda Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk bersaing di tingkat internasional. Hal ini dibuktikan dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (MoA) antara UCB dengan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI), sekaligus dirangkaikan dengan kuliah umum bertajuk “Peluang dan Tantangan Kerja di Luar Negeri bagi Lulusan Perguruan Tinggi” yang dibawakan oleh Dwi Setiawan Susanto yang berlangsung di lantai 5 kampus UCB, Rabu (6/8/2025).
Rektor UCB, Prof. Frans Salesman, menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan bentuk konkret dukungan UCB dalam menyiapkan PMI NTT yang profesional, berkompetensi tinggi, dan siap bersaing secara global.
“UCB telah menyiapkan kelas tambahan untuk penguatan bahasa asing, psikologi, dan kesehatan. Ini penting agar para calon pekerja migran memiliki bekal akademik dan keterampilan sesuai standar internasional,” ungkap Prof. Frans.
Ia menambahkan bahwa saat ini UCB telah memiliki akreditasi “Baik Sekali” dengan 13 program studi dan 5.718 mahasiswa aktif, serta telah meluluskan 4.329 alumni, sebagian di antaranya telah bekerja di Jepang, Singapura, Italia, Jerman, Belanda, dan Timor Leste.
UCB juga telah membuka kelas bahasa Jepang dengan peserta mencapai 150 orang, dan tahun depan akan kembali menerima jumlah yang sama. Selain itu, UCB tengah menyiapkan pembukaan Fakultas Kedokteran dan Fisioterapi pada Oktober 2025 sebagai bagian dari pengembangan SDM tenaga kesehatan untuk pasar luar negeri.
Dirjen Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri KP2MI, Dwi Setiawan Susanto, mengapresiasi langkah UCB yang telah menjadi pionir pendirian Migran Center di tingkat universitas.
“Migran Center bukan sekadar pelatihan. Ini sistem terintegrasi dari informasi, pelatihan bahasa, sertifikasi, hingga job matching. UCB bisa menjadi model nasional yang dapat direplikasi ke SMK, universitas lain, dan Balai Latihan Kerja,” jelas Dwi.
Ia juga menyoroti bahwa 90 persen permasalahan PMI di luar negeri disebabkan oleh status ilegal dan ketidaksiapan kompetensi. Karena itu, KP2MI mendorong pendidikan vokasi dan keterampilan berbasis kebutuhan global yang bisa diakses langsung melalui Migran Center, termasuk di desa-desa.
“Kami ingin memastikan PMI kita tidak hanya bisa bekerja, tapi mampu beradaptasi dengan budaya kerja negara tujuan. Kuncinya adalah kompetensi teknis dan mental,” tegas Dwi.
Lebih jauh, Rektor Prof. Frans menuturkan bahwa pendirian Migran Center di UCB tidak lepas dari keprihatinan terhadap data PMI NTT. Dari 10 orang yang berangkat ke luar negeri, hanya 3 orang yang melalui jalur resmi. Sisanya tidak terdokumentasi dan tidak memiliki keterampilan yang memadai.
“Inspirasi kami lahir dari kasus TKW Nirmala Bonat. UCB ingin menjadi solusi nyata agar anak-anak NTT bisa bekerja di luar negeri secara profesional, legal, dan terlindungi. Karena itulah motto kami: Kuliah di UCB, Bekerja di Luar Negeri,” ungkap Prof. Frans.
Dengan dukungan tenaga pengajar berkualitas, lulusan universitas luar negeri, serta dosen S3 di berbagai bidang, UCB yakin dapat mencetak PMI berkualitas yang siap menghadapi tantangan global.
Kerja sama strategis antara UCB dan KP2MI membuka babak baru bagi dunia pendidikan tinggi dan ketenagakerjaan di NTT. Kolaborasi ini diharapkan menciptakan ekosistem migrasi aman dan terintegrasi, mulai dari pelatihan, informasi, hingga penempatan kerja ke luar negeri.
“Ini bukan hanya kerja sama dua lembaga, tapi gerakan bersama demi kesejahteraan rakyat. Melalui Migran Center UCB, anak-anak NTT punya masa depan yang lebih cerah, bermartabat, dan membanggakan bangsa di mata dunia,” pungkas Dwi Setiawan.
Hadir pada kesempatan tersebut Rektor UCB, Prof. Dr. Frans Salesman, S.E., M.Kes., dan perwakilan KP2MI, Dirjen Promosi dan Pemanfaatan Peluang Kerja Luar Negeri, Dwi Setiawan Susanto, S.E., M.Si., A.K. Acara ini turut disaksikan oleh berbagai pejabat tinggi KP2MI dan mitra terkait, di antaranya:Direktur Pemanfaatan Kelembagaan Vokasi PMI, Abridanar Palawa, S.E., M.BA, Dirjen Pemberdayaan, Muh. Fahri, Sekretaris Direktorat Perlindungan, Brigjen Pol. Viktor Imanuel Blegur, S.I.K., M.H., M.M.,Kabiro Organisasi dan SDM, Riswan, S.STP., M.Si.,Staf Khusus Kementerian KP2MI, Ketua Yayasan Citra Bina Insan Mandiri, Yesenia Liyanto, Kadis Nakertrans Kota Kupang, Thomas D. Dagang.*







