
DetikNTT.com||Kupang – PT Hutama Mitra Nusantara (HMN) optimis proyek penanganan longsoran di ruas jalan Takari, perbatasan antara Kota Kupang dan Batas Kota Soe, segera rampung sesuai target. Kini Progres pekerjaan yang telah mencapai lebih dari 90 persen .
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.1 Provinsi NTT, Paul Zakarias Gugo, ST., MT., menjelaskan bahwa metode penanganan yang diterapkan adalah pembangunan Dinding Penahan Tanah (DPT) menggunakan pondasi bored pile beton bertulang sepanjang 70 meter. Konstruksi ini dipilih karena dinilai paling efektif untuk menahan pergerakan tanah di lokasi yang rawan longsor.
“Untuk pondasi bored pile, terdapat 61 titik dengan kedalaman 4 meter. Sementara pile cap memiliki kedalaman 1 meter, dan DPT dibangun dengan ketinggian 5 meter,” jelas Paul .
Selain pembangunan DPT, berbagai langkah pendukung juga dilakukan guna memastikan stabilitas jangka panjang. Salah satunya adalah pemasangan pemecah arus sungai dari bush beton, yang berfungsi mengendalikan aliran air serta mencegah erosi di sekitar badan jalan.
Langkah lainnya mencakup pembangunan beton rabat pada bahu jalan sepanjang 300 meter di sisi kiri jalan, yang dirancang untuk memperkuat struktur. Selain itu, dilakukan peningkatan kualitas jalan melalui hotmix sepanjang 70 meter agar permukaan lebih kuat menahan beban kendaraan berat.
Sepanjang area DPT juga dipasang lapisan geotekstil untuk menjaga kestabilan tanah dan mencegah terjadinya longsor ulang. Lapisan ini dilengkapi dengan urukan granular dan timbunan pilihan yang berfungsi sebagai penyaring air serta memperkokoh struktur pondasi.
Paul menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya menyelesaikan persoalan teknis, tetapi juga menghadirkan rasa aman bagi pengguna jalan.
Direktur PT HMN, Haji Abdulrahman, turut menyampaikan apresiasinya kepada Direktorat Jenderal Bina Marga melalui BPJN NTT atas kepercayaan yang diberikan kepada perusahaannya.
“Kami berkomitmen memberikan yang terbaik dalam pelaksanaan proyek ini,” ungkap Haji Abdulrahman. “Kami berharap hasil pekerjaan ini dapat memberikan dampak positif bagi pengguna jalan dan masyarakat sekitar.”
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa keberhasilan proyek ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tetapi juga tentang memperkuat konektivitas ekonomi antarwilayah, terutama bagi masyarakat yang menggantungkan aktivitasnya di jalur Kupang–Soe.
Proyek penanganan longsoran di ruas jalan Batas Kota Kupang – Batas Kota Soe ini sendiri merupakan bagian dari program prioritas nasional untuk memperkuat sistem logistik dan memperlancar arus distribusi barang serta jasa di Provinsi NTT.
Proyek dengan nilai kontrak sebesar Rp5,5 miliar ini dikerjakan dalam waktu 210 hari kalender, disertai masa pemeliharaan selama 180 hari. Seluruh pekerjaan dilaksanakan di bawah pengawasan ketat konsultan dari PT Maha Charisma Adiguna Consulting Engineers.
Masyarakat kini menaruh harapan besar agar ruas jalan Takari kembali menjadi jalur yang aman, lancar, dan mendukung konektivitas antarwilayah di NTT tanpa gangguan bencana longsor.
Proyek strategis ini menjadi bukti nyata upaya pemerintah bersama pihak pelaksana untuk memulihkan konektivitas wilayah di Nusa Tenggara Timur, khususnya jalur vital Kupang–Soe yang menghubungkan arus barang, jasa, dan mobilitas masyarakat antar daerah.







