
DetikNTT.com || Kupang –Gubernur Melki Laka Lena dan Wakil Gubernur Jhoni Asadoma secara resmi meluncurkan dua buku reflektif yang mendokumentasikan dinamika 100 hari awal kepemimpinan mereka di Bumi Flobamorata, jumat 30 Mei 2025 Bertempat di Aula Rumah Jabatan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT),
Dua buku tersebut berjudul “Gerak Langkah Pemimpin di Bumi Flobamorata: 100 Hari Kerja Melki – Jhoni di Provinsi NTT” dan “Menjahit Asa Pemimpin Menuju NTT Centris”, yang merupakan catatan perjalanan dan refleksi dari kunjungan kerja mereka ke seluruh 22 kabupaten/kota di NTT.
Acara peluncuran dihadiri oleh jajaran pejabat Pemprov NTT, mitra pembangunan, Organisasi kemahasiswaan, , serta sejumlah tamu kehormatan dari dalam dan luar negeri.
Dalam laporan peluncuran, Yosep Rassi menegaskan bahwa buku ini bukan sekadar dokumentasi administratif, melainkan wujud dari kepemimpinan kolaboratif dan progresif yang merespon langsung kebutuhan masyarakat NTT. “Buku ini akan menjadi referensi legendaris tentang transformasi di NTT,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Gubernur Melki menyatakan bahwa peluncuran dua buku ini menjadi simbol komitmen awal pemerintahannya untuk membangun NTT dengan semangat kolektif. Ia menekankan bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, tetapi tanggung jawab terhadap harapan rakyat.
“Seruan ‘Ayo Bangun NTT’ adalah semangat gotong royong yang kami dorong. Tidak ada yang boleh tertinggal. Kita harus maju bersama,” ujar Gubernur Melki.
Ia juga menyampaikan capaian-capaian konkret selama 100 hari kerja, termasuk:Kunjungan kerja ke 22 kabupaten/kota dan 21 kementerian di Jakarta,
- Penandatanganan kerjasama dengan PT HDF Energy Indonesia untuk investasi senilai 600 juta membangun 8 pembangkit hidrogen hijau,
- Peluncuran Gerakan Produk Unggulan Desa (PUD)di seluruh kelurahan dan desa di NTT,
- Pembentukan koperasi Merah Putih, penguatan BUMD, dan penataan jabatan strategis,
- Inisiatifpengaduan publik berbasis digital dengan 265 laporan masuk, 250 dalam proses,
- Kemitraan dengan pemerintah Australia untuk pendampingan sektor pendidikan dan ekonomi.
Buku ini, menurut Gubernur, juga menjadi bentuk pertanggungjawaban moral dan politik kepada seluruh masyarakat NTT. “Ini bukan sekadar catatan perjalanan, tetapi juga bukti komitmen kami untuk bekerja dengan integritas dan transparansi,” tegasnya.*







