Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
KesehatanNasional

Moringa atau Kelor, Rahasia Alami untuk Cegah Stunting dan Perbaiki Gizi Anak

226
×

Moringa atau Kelor, Rahasia Alami untuk Cegah Stunting dan Perbaiki Gizi Anak

Sebarkan artikel ini

DetikNTT.com||Jakarta— Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi kelor (Moringa oleifera) dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan pasien dengan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS dan ibu hamil. Hal ini disampaikan oleh CEO La Moringa Indonesia, Dr. Andre Hartanto,Sp.OG. melalui pesan WhatsApp kepada media, Minggu (27/7).

Dalam penelitian yang dilakukan pada hewan coba tikus, pemberian kelor sebanyak 500 mg hingga 2 gram per hari selama dua minggu menunjukkan hasil yang menggembirakan. Folikel telur tikus yang mengonsumsi kelor mengalami perbaikan signifikan dibandingkan dengan tikus yang tidak diberi kelor.

“Pada pasien PCOS, gangguan pada proses pembentukan folikel disebabkan oleh gangguan kerja insulin. Kelor membantu memperbaiki fungsi insulin sehingga Folikulogenesis membaik,” jelas Dr. Andre. Selain itu, kelor memiliki sifat anti-inflamasi yang turut membantu proses penyembuhan.

Baca Juga:  Microsoft meluncurkan AI chatbot ke aplikasi Bing di iPhone dan Android

Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa kelor dapat menurunkan kadar hormon androgen yang berlebihan pada pasien PCOS. Meski begitu, untuk mengetahui sejauh mana penurunan hormon ini diperlukan penelitian lanjutan.

Secara keseluruhan, meta-analisis penelitian menunjukkan bukti medis bahwa kelor efektif dalam memperbaiki profil hormon pada pasien PCOS melalui perbaikan fungsi insulin dan penurunan kadar androgen.

Dr. Andre menambahkan, kelor sangat aman dikonsumsi karena tingkat toksisitasnya sangat rendah. Kelor juga kaya nutrisi dengan kandungan vitamin C tujuh kali lebih tinggi dibanding jeruk, kalsium 17 kali lebih tinggi daripada susu, dan protein sembilan kali lebih tinggi dari yoghurt.

Baca Juga:  BPOM bersama Pemprov NTT Serahkan Izin Edar Produk UMKM untuk Dukung Program One Village One Product

Selain untuk PCOS, kelor juga terbukti bermanfaat bagi ibu hamil. Penelitian sistematik klinis pada ibu hamil yang mengonsumsi kelor selama tiga bulan (mulai usia kehamilan 6-7 bulan) menunjukkan peningkatan kadar hemoglobin yang signifikan. Berat lahir bayi juga meningkat rata-rata lebih dari 100 gram, sementara angka stunting bayi menurun secara drastis.

“Kelor sangat efektif meningkatkan status gizi ibu dan bayi,” kata Dr. Andre.

Kelor dapat digunakan sebagai terapi tambahan (adjuvan) bersama suplemen lain, seperti tablet tambah darah yang biasanya dibagikan di puskesmas dan posyandu. Kelor bukan pengganti, tetapi pelengkap yang meningkatkan efektivitas terapi.

Baca Juga:  Kunjungi Dandim 1602/Ende, Manajer PLTU Ropa Upayakan Pasokan Listrik Aman Jelang Idul Fitri

Untuk memudahkan konsumsi, terutama bagi anak-anak dan ibu hamil, kelor juga dikembangkan dalam bentuk biskuit. Produk ini menggabungkan nilai gizi dan rasa agar lebih diterima oleh konsumen.

Dr. Andre Hartanto mendorong pembuat kebijakan pemerintah untuk mengintegrasikan kelor ke dalam program nasional pencegahan stunting dan peningkatan gizi ibu dan anak.

“Ini adalah solusi kreatif dan efektif yang dapat membantu mengatasi masalah gizi dan kesehatan ibu serta anak di Indonesia,” pungkasnya.

Namun, Tambah Dr Andre diperlukan penelitian lebih lanjut dan sistematis dengan jumlah sampel yang lebih luas yang dapat mewakili keseluruhan di Indonesia maupun dunia. *

Example 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *