
DetikNTT.com||Kupang– Musyawarah Daerah (Musda) IX DPD Realestat Indonesia (REI) Nusa Tenggara Timur (NTT) resmi digelar di Hotel Harper Kupang pada Rabu (30/7/2025). Kegiatan ini mengusung tema “Sinergi Propertinomic Mensukseskan Program Tiga Juta Rumah”, sekaligus menandai pemilihan Ketua DPD REI NTT periode 2025–2030.
Hadir dalam Musda ini Ketua Umum DPP REI, Joko Suranto, dua Ketua DPD REI dari provinsi lain (Jawa Barat dan Sumatra Utara), Ketua Kadin NTT, perwakilan perbankan, serta seluruh jajaran pengurus REI NTT.
Tiga kandidat yang mencalonkan diri sebagai Ketua DPD REI NTT adalah Frits Bessie, Candra Santoso, dan George Berelaku. Ketiganya membawa visi dan misi untuk memajukan sektor properti dan UMKM di NTT. Pemilihan diikuti oleh 53 anggota yang memiliki hak suara dari total 104 perusahaan anggota.
Musda ini juga menjadi momen bersejarah bagi Ketua DPD REI NTT sebelumnya, Bobby Pitoby, yang resmi mengakhiri masa jabatannya setelah memimpin selama sembilan tahun, sejak 2016.
“Saya memimpin REI NTT sejak tahun 2016 lalu dan wajib diganti. Jadi sudah sembilan tahun menjabat sebagai Ketua DPD REI NTT,” ujar Bobby dalam sambutannya di pembukaan acara.Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh pengurus dan anggota REI NTT atas dukungan selama masa kepemimpinannya.
Selain jabatan ketua, posisi Sekretaris dan Bendahara DPD REI NTT juga mengalami pergantian setelah 15 tahun, menjadikannya yang terlama secara nasional. Bobby mencatat pertumbuhan signifikan dalam jumlah keanggotaan REI NTT.“Tahun 2016 hanya 17 perusahaan. Sekarang sudah 104 perusahaan,” ungkapnya.
Ia juga melaporkan bahwa dari 22 kabupaten/kota di NTT, sebanyak 19 daerah telah memiliki struktur keanggotaan REI, menyisakan tiga wilayah yang belum terbentuk. Bobby juga menekankan pentingnya kolaborasi antara REI dan pemerintah daerah dalam mengatasi berbagai tantangan sektor properti dan UMKM.
“Kami titipkan kepada ketua-ketua baru untuk bisa berkolaborasi dengan pemerintah dan pihak terkait agar kebutuhan masyarakat di NTT bisa terpenuhi secara maksimal,” katanya. Salah satu gagasan yang ia soroti adalah pemanfaatan lahan di Taman Nostalgia Kupang sebagai pilot project pengembangan UMKM terintegrasi.“Kita benar-benar manfaatkan lahan seluas 2 kilometer itu dulu, tanpa meninggalkan taman-taman lain,” ujarnya.
Selain itu, Bobby menyoroti backlog perumahan di NTT yang mencapai 90.555 unit, serta jumlah rumah tidak layak huni yang melebihi 340 ribu unit.“Provinsi ini menempati peringkat kedua secara nasional dalam jumlah rumah tidak layak huni. Ini menjadi PR besar ke depan. Kami titipkan kepada ketua terpilih untuk terus berkolaborasi dengan pemerintah,” tegasnya.
Ia juga menyinggung kurangnya keterwakilan anggota REI NTT di parlemen lokal dibandingkan daerah-daerah lain seperti Jawa, serta berharap agar DPP REI terus mendukung pertumbuhan organisasi di wilayah NTT.*









