
DetikNTT.com|| Jakarta – Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di bawah koordinasi Wakil Ketua Umum Bidang Luar Negeri, Dr. (H.C.) James Riyadi, kembali menggelar rapat rutin bulanan bertajuk KADIN Diplomatik Breakfast Meeting. Pertemuan ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat jejaring diplomasi ekonomi, menjajaki peluang investasi, serta membahas isu-isu penting nasional dan internasional.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Staf Khusus Menteri Perdagangan Bidang Luar Negeri, Bapak John Marta, mewakili Menteri Perdagangan RI. Hadir pula sejumlah kepala daerah, di antaranya Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid (mantan Bupati Morowali dua periode), Bupati Kabupaten Kupang Yosef Lede, S.H., dan Wakil Wali Kota Yogyakarta, Bapak Wawan Hermawan. Selain itu, seluruh Ketua Umum KADIN dari berbagai daerah di Indonesia, para pengusaha, dan investor turut meramaikan forum ini.
Salah satu momen menarik dalam pertemuan tersebut adalah saat Bupati Kabupaten Kupang, Yosef Lede, S.H., menyampaikan rencana pembangunan ibu kota baru Kabupaten Kupang dan secara simbolis memakaikan jas tenun khas NTT kepada Dr. James Riyadi. Jas elegan tersebut dikenakan oleh Dr. Riyadi selama acara berlangsung sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya lokal.
Dalam presentasinya, Bupati Kupang mengajak para investor, termasuk Lippo Group dan pengusaha lainnya, untuk berinvestasi di Kabupaten Kupang. Ia menegaskan komitmennya dalam mendukung investasi dengan menjamin proses perizinan dan kewenangan lainnya dapat diselesaikan maksimal dalam waktu satu minggu.
Menanggapi hal tersebut, Dr. James Riyadi menyampaikan apresiasi serta ketertarikannya terhadap NTT. Ia menegaskan bahwa hubungan Lippo Group dengan NTT telah berjalan baik, dibuktikan dengan kehadiran investasi di bidang mal, sekolah, pendidikan, hingga rumah sakit di wilayah Kupang.
Dalam forum yang sama, Ketua Umum KADIN NTT, Dr. (Cand) Bobby Lianto, M.M., MBA, turut menyampaikan beberapa isu strategis. Salah satunya adalah persoalan di perbatasan NTT-Timor Leste. Ia menjelaskan bahwa kebijakan baru dari Pemerintah Timor Leste membatasi masuknya truk angkutan darat dengan kapasitas maksimal 18 ton. Truk dengan daya angkut hanya 14 ton akan dikenai biaya tambahan sebesar USD 5 per kilogram jika melebihi kapasitas, yang berdampak signifikan terhadap volume perdagangan lintas batas.
“Kondisi ini mengganggu aktivitas perdagangan dan perjalanan darat. Kami mohon dukungan dari KADIN Indonesia untuk dapat menjembatani solusi bersama antara kedua negara,” ujar Bobby.
Sebagai alternatif solusi, Bobby juga tengah mendorong opsi penggunaan kapal Ferry Roro yang bisa melayani rute ke Timor Leste, untuk memperlancar arus logistik dan perdagangan.
Menanggapi paparan Bupati Kupang, Bobby Lianto menyambut baik inisiatif pembangunan ibu kota baru dan menyatakan dukungan penuh, terutama dalam hal penyediaan perumahan bagi para pekerja dan ASN. Ia menyoroti fakta bahwa sekitar 90% ASN masih tinggal di Kota Kupang, sehingga harus melakukan perjalanan harian ke Kabupaten Kupang.
“Ini merupakan pemborosan dan harus segera ditangani. Kami siap mendukung pembangunan fasilitas umum dan perumahan agar ASN bisa tinggal nyaman di wilayah kerja mereka, tanpa harus bolak-balik ke Kota Kupang,” pungkasnya.*







