Terkait anggaran yang terbatas, Kepala Balai menjelaskan bahwa meskipun ada efisiensi anggaran, semua sumber daya yang ada akan dioptimalkan. DIPA (Daftar Isian Penggunaan Anggaran) untuk tahun 2024 yang awalnya sebesar 1,7 triliun rupiah telah mengalami efisiensi menjadi sekitar satu triliun rupiah. Namun, anggaran untuk sektor irigasi di tahun 2025 tetap dibuka sebesar 300 miliar rupiah. Proyek-proyek penting seperti bendungan Mbay dan Manikin, meskipun mengalami penundaan, tetap akan dilanjutkan.
Proyek Mbay yang sebelumnya ditargetkan selesai pada 2025 akan mundur menjadi 2026, sementara proyek Manikin yang awalnya ditargetkan selesai pada 2026 akan mundur hingga 2028.
Kepala Balai juga memastikan bahwa pembebasan lahan untuk proyek Manikin tetap berjalan meski ada efisiensi anggaran, dan pembayaran ganti rugi untuk masyarakat yang terdampak tetap tersedia sesuai anggaran yang telah disepakati.
“Walaupun anggaran kita jauh dari yang diusulkan untuk tahun 2024, kami akan tetap berusaha mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada. Kami berharap bisa mendapatkan revisi anggaran atau penambahan dana untuk mendukung pembangunan di NTT,” ujar Kepala Balai.









